Diceritakan, pada masa lalu penduduk Yaman tidak suka
membawa bekal dalam perjalanan, termasuk perjalanan ke Tanah Suci untuk
menunaikan ibadah haji. Mereka merasa cukup dengan tawakal kepada Allah. Namun,
mereka ternyata menjadi telantar, lalu melakukan hal-hal yang tak terpuji,
seperti meminta-minta, mencuri, dan merampas. Lalu, Allah menurunkan ayat ini,
''Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah
kepada-Ku hai orang-orang yang berakal (cerdas).'' (Al-Baqarah:
197).Bekal yang dimaksud dalam ayat di atas, menurut pakar tafsir al-Razi, mengandung dua pengertian, yaitu bekal fisik material (bekal dunia) dan bekal mental spiritual (bekal akhirat). Ini karena perjalanan yang dilakukan oleh manusia juga ada dua macam, yaitu perjalanan di alam dunia (safar fi al-dunya) dan perjalanan keluar dari alam dunia menuju negeri akhirat (safar min al dunya).
















